Archive for the ‘Febrie Hastiyanto’ Category
‘Kamseupay’
Awal tahun 2012 ditandai dengan kembali populernya akronim “kamseupay” di media sosial kita. Kabarnya akronim ini pernah populer pada tahun 1980-an, bersamaan dengan lahirnya bahasa gaul kala itu semacam “doski”, “kawula muda” atau “yoi”—sebelumnya lema “yoi” diucapkan “yoa”, misalnya dapat kita simak dalam percakapan di seri-seri film Catatan Si Boy (Cabo).
Akronim dan kata bahasa gaul remaja Ibu Kota kala itu produktif diintroduksi antara lain melalui corong radio Prambors Jakarta. Baca entri selengkapnya »
Tanggal Ulang Tahun
Perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia memang istimewa. Hanya saat bangsa ini memperingati ulang tahunnya itu kita menjadi familier (kembali) dengan singkayan “HUT” alias hari ulang tahun dan kata “dirgahayu”.
Bila pada peringatan ulang tahun kemerdekaan digunakan istilah “HUT”, pada peringatan ulang tahun berdirinya daerah (kabupaten/kota atau provinsi) umumnya digunakan istilah “hari jadi”.
Berbeda ketika kita memperingati hari kelahiran seseorang yang lazim disebut “ulang tahun” saja. Sedemikian sering kita menggunakan singkatan HUT, sehingga membuat kita tak sadar bila singkatan ini berpotensi menyebabkan kekeliruan logika berbahasa. Baca entri selengkapnya »
Tanggal Ulang tahun
Perayaan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia memang istimewa. Hanya saat bangsa ini memperingati ulang tahunnya itu kita menjadi familier (kembali) dengan singkayan “HUT” alias hari ulang tahun dan kata “dirgahayu”.
Bila pada peringatan ulang tahun kemerdekaan digunakan istilah “HUT”, pada peringatan ulang tahun berdirinya daerah (kabupaten/kota atau provinsi) umumnya digunakan istilah “hari jadi”. Baca entri selengkapnya »
Kamus
Sesungguhnya penulis sekalipun tak luput dari kekeliruan. Dalam artikel saya sebelumnya, Pembobolan dan Penggelapan (27-7) saya tidak awas dalam membaca kamus. Saya membangun gagasan mengenai penggunaan kata bobol dalam pembobol dan pembobolan pada kasus-kasus kejahatan perbankan merujuk pada kamus, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online atau biasa disebut KKBI Daring yang diterbitkan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional. Saya kurang hati-hati mengutip lema bobol dengan kurang memperhatikan lema turunan dari bobol, yakni membobol dan pembobol.
Makna lema membobol yang keempat adalah mencuri uang (mengorupsi) dengan tipu daya (menipu pegawai atau pengawas, mempermainkan komputer, dsb) yang dapat digunakan dalam lema pembobol menjadi orang yang mencuri uang dengan tipu daya. Baca entri selengkapnya »
Bahasa Lalu Lintas
LALU lintas dan jalan bersifat komplementer. Secara sederhana lalu lintas dapat dipahami sebagai pergerakan orang dan kendaraan di jalan. Untuk memudahkan pergerakan orang dan barang di jalan, lalu lintas dilengkapi dengan sistem tanda sebagai perangkat komunikasinya.
Sistem tanda dalam lalu lintas yang kita kenal di antaranya berbentuk bahasa (huruf, angka, dan kalimat), warna, isyarat, gambar (lambang), dan bunyi. Baca entri selengkapnya »
Pembobolan dan Penggelapan
HARI-HARI terakhir kita akrab dengan istilah pembobol dan pembobolan. Istilah ini dikutip media ketika memberitakan kasus-kasus penggelapan dana milik nasabah bank.
Pembobol dan pembobolan juga digunakan untuk menyebut kasus-kasus penggelapan surat kredit (L/C) fiktif yang merugikan bank dan negara bila bank tersebut milik negara Baca entri selengkapnya »
Sosiologi Eufemisme
ATAS nama kesantunan, kita telah terbiasa menggunakan bahasa yang memiliki pesan dalam makna harfiah, dan pesan dalam makna “yang diinginkan”, yang kita sebut sebagai eufemisme.
Seperti penggunaan idiom “lumayan” atau “dan lain-lain”. Bila ada seorang yang bertanya apakah seseorang cantik atau tampan, kebanyakan dari kita akan menjawab “lumayan”. Baca entri selengkapnya »