Pedangdut dan ‘Pengepop’
Rabu, 12 Desember 2012
Judul di atas barangkali akan sedikit menarik perhatian anda, dan saya harap akan berlanjut dengan membaca tulisan ini. Anda akan lebih sering menemui istilah pedangdut dalam media-media yang mengulas musik asli Indonesia ini. Lalu, apakah yang menjadi persoalan kita selain masalah penggunaan istilah pedangdut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dangdut adalah jenis dan irama musik yang ditandai oleh pukulan tetap bunyi gendang rangkap yang memberikan bunyi dang pada hitungan ke-4 dan dut pada hitungan ke-1 dari birama berikut. Sedangkan, pedangdut adalah orang yang menyanyikan lagu dangdut.
Bermacam jenis musik yang ada di Indonesia, namun dalam kacamata saya hanya istilah pedangdut yang taat azas penulisan. Jika kita cermati, ada beberapa jenis aliran musik yang penggunaan istilahnya telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Kita sebut saja jenis musik pop, jazz, rock, rap, dan lain-lain. Dalam KBBI edisi ke-4 berbagai jenis musik ini tidak memiliki padanan kecuali kata ‘rock’ yang dipadankan dengan kata ‘cadas’.
Lalu yang menjadi pertanyaan selanjutnya, mengapa kita tidak menggunakan kaidah yang sama seperti halnya kita gunakan pada kata pedangdut? Apakah kita malu menyebut penyanyi pop dengan kata pengepop? Bukankah tidak akan berpanjang kata seperti seandainya kita menyebutkannya sebagai pelantun lagu pop. Bahkan, kita menyebut penyanyi lagu rap sebagai Rapper, sesuai dengan peristilahan dalam bahasa asalnya, yaitu bahasa Inggris.
Memang, penggunaan istilah-istilah semacam ini diperlukan keberterimaan dalam masyarakat. Apalagi di tengah derasnya istilah-istilah asing dan ditambah lagi dengan penggunaan bahasa-bahasa gaul yang berkembang di kalangan remaja yang gencar disebarluaskan melalui media televisi. Karenanya pengenalan terhadap bahasa Indonesia yang baik sangat penting untuk dilakukan.
Tentu saja ini menjadi pekerjaan rumah bagi kita, pengguna bahasa Indonesia. Partisipasi kita sebagai pengguna bahasa sangat berperan dalam menjaga kelestarian bahasa Indonesia, jangan sampai berkembang bahasa Creole (baca: kreol) atau bahasa campuran dalam negeri kita tercinta ini. Salam takzim.
Tinggalkan Balasan