Archive for the ‘Mujiasih’ Category
Kerudung Bukan Jilbab
Memasuki Ramadan, banyak hal yang berubah. Masjid dan surau, yang biasanya mengalami kemajuan saf (safnya hanya sedikit di depan karena jumlah jemaahnya sedikit), kini ramai dikunjungi jemaah salat tarawih, bahkan sampai tak tertampung dan harus rela salat di teras masjid.
Tak hanya itu, pihak radio dan televisi menambahkan program islami khusus Ramadan, begitu juga dengan media surat kabar yang menyediakan rubrik khusus Ramadan. Baca entri selengkapnya »
Antara Ramadhan, Ramadan, dan Ramadlan
MENJELANG bulan puasa, penggunaan kata Ramadhan, Ramadan, dan Ramadlan cukup menyulitkan. Perasaan yang mungkin juga dirasakan oleh pemilik jasa iklan, percetakan, termasuk para politisi dalam pembuatan spanduk menyambut datangnya bulan suci.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita disuguhkan lema Ramadan sebagai kata untuk arti bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam diwajibkan berpuasa. Baca entri selengkapnya »
“Kimmy…Tanpamu aku galau”
BEGITU celoteh seorang bintang iklan produk operator telekomunikasi swasta dengan jargon “antigalau”. Iklan tersebut sering muncul di layar kaca dan membuat penonton hafal karena diucapkan dengan nada yang khas.
Tulisan ini saya buat untuk membahas kata “galau” yang belakangan ini santer digunakan masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa. Baca entri selengkapnya »
Budaya Boros
Ternyata tidak hanya anggota DPR yang memiliki sifat boros. Hal itu ditandai dengan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk gaya hidup hedonis para wakil rakyat yang terhormat tersebut.
Realitaya, masyarakat Indonesia secara umum pun masih boros dalam berbahasa. Rupanya boros telah menjadi budaya bangsa Indonesia meskipun dalam konteks yang berbeda. Dalam berbahasa, kita menggunakan kata-kata yang terangkai sesuai dengan kaidah yang berlaku. Tujuannya, agar dapat mengungkapkan gagasan, perasaan, atau pikiran yang ada dalam benak kita (Suyanto, 2011: 48). Baca entri selengkapnya »